oleh Ki Aji Degle.
Ditinjau dari arti kata kudi, berarti terkandung maksud “mengku sembarang kang adi”. Sehingga pengertian secara utuhnya, bahwa manusia Banyumas adalah sekelompok manusia yang sudah mampu melihat realita secara utuh, kemudian memaknai segala yang tertangkap oleh indera, kemudian menyaring dengan ketajaman nurani yang disertai kebijakan tinggi baik dari aspek rasio maupun spiritual.
Dilihat dari wujudnya, kudi berujung lancip kemudian tajam-lurus ke bawah dan menggelembung di dekat tangkai. Semua itu mengandung maksud bahwa manusia Banyumas mampu menerobos segala hal sampai kepada intinya, setelah ditelaah dan dirasakan secara cermat, baru kemudian disimpulkan untuk diresapkan. Hasil peresapan tersebut, yang pada akhirnya menjadi konsep tata laku manusia Banyumas yang utuh.
Oleh karena itu, merupakan watak Banyumas, yang paham akan falsafahnya, menjadi manusia yang tidak akan gampang terombang-ambing oleh perubahan zaman dengan segala perkembangannya. Hal itu disebabkan, dengan selalu melakukan peresapan maka manusia Banyumas tidak akan grusa-grusu dalam mengambil keputusan.
Kaitan Kudi dengan Bawor ?
Ditinjau dari kata bawor, yang berarti “amba tur warata” dan jika ditinjau dari gambaran fisik symbol Bawor, digambarkan sesosok manusia yang berdahi lebar, bermata besar, mulutnyapun lebar. Amba tur Warata mengandung pengertian memiliki wawasan yang luas, tetapi tetap mengedepankan kepentingan bersama.
Dahi lebar mengandung arti memiliki kecerdasan yang sangat tinggi, wawasan yang luas. Mata yang besar berarti tajam dalam pandangan dalam arti mampu melihat jauh kedepan. Mulut lebar, berarti berani menyampaikan kebenaran sesuai fakta yang ada.
Bawor memiliki prinsip yang selalu dipegang teguh, yaitu Cablaka Blaka Suta. Cablaka berarti catur sing blaka (menyampaikan segala hal mengacu pada kesejatian). Blaka berarti jujur dan apa adanya tentang kesejatian.
Sedangkan suta berarti surasaning tata (paham tentang tatanan batin). Blaka Suta berarti jujur tentang adanya kesejatian dan paham tentang adanya tatanan batin pada manusia. Meski demikian, tetap saja Bawor adalah sosok yang mewakili kelompok rakyat jelata (Punakawan).
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar