Perempuan jebolan Universitas Indonesia dan Harvard School of Public
Health itu mencurahkan pengalaman hidup bersama kanker yang dideritanya
dalam sebuah buku Ikhlas dan Tegar. Dia memilih judul tulisan pengantar
itu 'Berdamai dengan Kanker'.
Berikut tulisan Endang di pengantar itu:
"Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose
kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan lalu. Sampai kata
sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi
saya tidak bertanya, 'Why me?'
Saya menganggap ini adalah salah
satu anugerah dari Allah Swt. Sudah begitu banyak anugerah yang saya
terima dalam hidup ini. Hidup di negara yang indah, tidak dalam
peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial
ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati,
dengan dua putra dan satu putri yang Alhamdulillah sehat, cerdas, dan
berbakti kepada orangtua.
Hidup saya penuh dengan kebahagiaan.
'So .... why not?' Mengapa tidak? Tuhan menganugerahi saya kanker paru.
Tuhan pasti mempunyai rencana-Nya yang belum saya ketahui, tetapi saya
merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani
sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa
memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar